Budaya pengikat tali persaudaraan di bumi Kalwedo
Kehidupan manusia tidak terlepas dari yang namanya budaya, di negara ini sendiri sebelum kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, banyak sekali hal yang kemudian di jadikan sebagai kebiasaan. Dan dari kebiasaan itu terciptalah satu budaya di dalam masyarakat. Kata Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal); diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu culture dan bahasa Latin cultura. Budaya sendiri adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayahlah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Di Maluku sendiri ada beragam corak budaya dan agama yang menjadi tatanan kehidupan masyarakat setempat. Selanjutnya budaya yang kemudian telah mengakar dan mengilhami setiap insan manusia yang ada di kembangkan menjadi satu acuan dalam menghadapi akan tantangan yang lebih besar. Kita sebagai manusia tidak bisa di pungkiri bahwa kita akan selalu hidup dalam suatu perubahan yang dinamis, oleh karena itu di paksakan untuk tetap bersaing menghadapi tantangan dunia sekarang, dimana kita telah di perhadapkan oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih di era sekarang. Bukti dari Manusia merupakan makhluk yang sangat dinamis dalam berproses, dengan adanya perkembangan globalisasi yang sangat pesat.
Salah satu bukti nyata ialah kita sedang berada dalam era revolusi industri 4.0, yang mana pada era ini semua manusia bersaing secara global atau mendunia dalam menciptakan akan sesuatu baru yang dapat berguna bagi kelangsungan kehidupan kita sendiri. Banyak sekali hal yang kemudian menjadi penemuan manusia. Kita bisa melihat fakta yang terjadi pada kehidupan di negri ini dimana masyarakat setempat selalu berusaha untuk menjadi kreatif dan berinovasi untuk perubahan kehidupan kita menjadi lebih baik kedepannya. Kita sebagai generasi mudah yang merupakan aset berharga bagi daerah ini dan juga negara ini secara otomatis kita di embankan tugas yang begitu berat. Dalam menghadapi akan tantangan global sekarang hampir banyak di antara kita lalu melupakan budaya yang telah di titipkan oleh leluhur. Tidak sedikit di antara kita pun telah mengadopsi budaya luar sehingga menjadikannya sebagai suatu hal yang baru dan telah menjadi kebiasaan kita.
Berbicara tentang budaya di Maluku, ada begitu banyak budaya yang telah mengakar dan menjadi kebiasaan bagi kita sendiri. Salah satu contoh ialah budaya dalam berkomunikasi di lingkungan sosial yang di sebut sebagai perilaku santun terhadap orang-orang di sekitarnya. Mengacu pada penjelasan di atas, seperti yang kita ketahui bahwa hal yang paling sederhana yaitu memiliki tatakrama dalam berkomunikasi di lingkungan sosial, tatakrama sendiri adalah suatu adat sopan santun dalam bertindak, yang sudah menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat. Tata krama adalah kebiasaan yang merupakan tata cara yang lahir dalam hubungan antar manusia.
Budaya itu kemudian di kenal sebagai tatanan hidup orang bersaudara di negri yang kita kenal sebagai negri raja-raja ini. Salah satu di antara banyak budaya yang ada di Maluku dan masih sangat kental sehingga tetap di pegang erat oleh masyarakat ialah budaya "snyolilieta" yang berasa dari kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Kabupaten yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), yang sekarang telah berganti menjadi Kabupaten kepulauan Tanimbar (KKT).
Budaya ini mungkin terdengar begitu asing bagi sebagian besar pembaca tetapi yang perlu kita ketahui bahwa budaya snyolilieta merupakan norma adat yang tidak secara tertulis namun mengikat. Snyolilieta adalah budaya yang sangat di junjung tinggi oleh masyarakat di Maluku Barat Daya dalam kehidupan keseharian. Ini merupakan bukti nyata bahwa snyolilieta sebagai sebuah norma yang telah menjadi tatanan adat-budaya orang Maluku Barat Daya dan sudah mengakar di setiap individu.
Kebiasaan ini lalu kemudian di jadikan sebagi sebuah tatakrama oleh masyarakat setempat dan telah mengilhami setiap insan dalam berkomunikasi maupun dalam berinteraksi di lingkungan sosial agar tetap mengedepankan snyolilieta sebagi wujud sebuah sikap yang bijak dalam berbicara maupun mengambil keputusan. Selanjutnya snyolilieta juga merupakan pemaknaan untuk hidup saling berdampingan di antara orang bersaudara di bumi Kalwedo. Tradisi ini dibentuk oleh masyarakat setempat untuk saling berbagi dan saling membantu satu dengan yang lain.
Kalwedo
Salam
penulis